Sabtu, 23 Juli 2011

CATATAN di BALIK PUISI DI WAJAH SIAPA GADIS KECILKU SEMBUNYI

     Jujur saja,puisi Di Wajah Siapa Gadis Kecilku Sembunyi hanyalah satu dari sekian banyak catatan tentang kerinduan yang menderaku,kerinduan akan harapan kesempurnaan.Merindukan akan kesemprnaan sebenarnya merupakan sebuah bentuk kewajaran bagi setiap manusia.Alasannya sederhana,manusia diciptakan tidak sempurna(meski paling sempurna di antara ciptaan Tuhan yang lain).Maka,manusia selalu merindukan bentuk kesempurnaan sebagai wujud bahwa kekuasaan Tuhan tak dapat disangkal,dan sekaligus sebagai tanda bahwa manusia-seperti apapun dia-selalu membutuhkan Tuhan dan perlambang bahwa pada hakikatnya manusia tunduk pada Tuhannya.
     Kerinduan pada Puisi Di Wajah Siapa Gadis Kecilku Sembunyi sebagai salah satu bentuk kerinduan pada sesuatau yang akan membawaku kepada pemilik mutlak Kesempurnaan (Alloh).Oleh sebab itu,Gaadis Kecil dalam dunia imajiner merupakan subjek yang sempurna.Tetapi tetap saja perlu di garis bawahi,kesempurnaan Gadis kecil sebagai sosok imaginer tentu tetap dalam batasan manusiawi,kesempurnaan yang bisa dicapai umat manusia.
     Kerinduan pada soosok imaginer bermula dari upaya pemahaman terhadap gejolak hati saat bertatapan muka dengan lawan jenis (wanita)sebagaimana tertulis dalam lirik "....lalui hari dalam detik....bahkan tahun yang tak berhenti memanjang".Yakni,pemahaman antara cinta dan nafsu.
     Puisi ini juga penggambaran paduan antara komitmen dan keputusasaan dalam mencari wajah sebenarnya dalam dunia nyata dari sosok yang di imaginerkan.Lihat bait terakhir,"tak kan lelah aku mencari,...tak kan lelah aku menunggu/...diatas beban rindu yang membiru'.Kontradiksi komitmen dan keputusasaan terjadi ketika sepanjang diriku mencari belum ku temukan meski telah banyak kudapati wajah-wajah penuh dengan pesona(cantik secara fisik),.........."wajah-wajah penuh pesona yang tak bisa ku jangkau dengan kata-kata,...tak ku temukan dikau......"
     Hal tersebut memperjelas ketakutanku dalam komitmen bersikap, "Apa seperti dugaku/,dikau sembunyi di balik lipstik yang memabukkan?". karena bagaiman mungkin diriku mencari gadis kecilku di balik lipstik yang memabukkan?.Di sinilah letak ketakutanku,apa diriku harus mencari sosok imaginerku(cinta yang sejati)di antara mereka yang menjadikan cinta sebagai pemuas nafsu belaka.Nafsu di sini tak hanya sebatas seksualitas,namun pemuasan hasrat yang telah di racuni rasa iri misalnya,atau bahkan hanya cari sensasi belaka.
     Gadis kecil sebagai sosok imaginer akan kerinduanku,memiliki beberapa kriteria.Beberapa diantaranya ada di puisi ini dan sebagian besar lagi tersebar di puluhan puisi yang belum dipublikasi.Pada puisi ini bisa di lihat pada kalimat, "Dengan senyum mampu tawarkan luka lara",apalagi jika bertutur kata?. "...tulus tanpa sebentuk apa yang serupa" adalah tulus yang tanpa pamrih apapun.Dan di perjelas dengan kalimat "...tak pernah silau akan rupa apalagi harta".
     Sungguh diriku sangat mencintai wanita pada umumnya,hal ini karena bagiku dan pada kenyataannya wanita memiliki bagian tubuh yang senama dengan sifat Tuhan (Rahim).Sehingga pada dasarnya wanita selalu layak untuk dicintai dan disayang,sebab sepantasnya wanita menjadi mulia dengan tutur sapanya,pakaian dan bersikap.Selain itu,bahkan agama mengisyaratkan statement,wanita memiliki peranan penting dalam maju-mundurnya sebuah peradaban yang di jalani manusia.
     Dan sebagai penutup,satu catatan kenapa sosok yang kurindukan dalam sosok imaginer adalah "Gadis Kecil" bukan sosok wanita yang telah matang dalam organ seksualitasnya,lain tidak lain karen gadis kecil masih bersih dan belum terkontaminasi virus peradaban yang mengerikan (lipstik yang memabukkan).Jadi bukan permasalahan virginalitas belaka.
     Dan bagi siapapun anda yang membaca tulisan ini dan anda wanita secara seksualitas,hati-hatilah dengan cinta yang kau miliki di hatimu.Jangan sampai cintamu tak lagi di butuhkan kaum adam dan jangan sampai kalimat mengerikan ini berlaku atas kehidupanmu."AKU TAK BUTUH CINTAMU,BERIKAN SAJA CINTAMU PADA SIAPAPUN,KARENA YANG KU BUTUHKAN HANYA TUBUHMU".Sedangkan bagi anda kaum adam,jangan sampai "AKU TAK BUTUH CINTAMU,KARENA YANG KU BUTUHKAN HANYA UANG DAN KEPERKASAANMU".

Maha Suci Alloh
Semoga puisi tersebut bermanfaat.

Jumat, 22 Juli 2011

GADIS KECILKU

Datang dalam guratan luka
mensiluet pelangi,lalu jatuh sebagai embun.
Selagi sapu tanganmu masih juga basah.

Sekali lagi ku katakan
Aku hanya coba menerka,bayang sepisau mungkin.
Barangkali ada sisa air matamu yang bisa ku jadikan tinta pada sajak
yang kering.
Hanya sajak dan mungkin hanya sepenggal warna
atau mungkin bahkan hanya setali ilusi yang sasar.

Dan telah ku coba menalikan bayang-bayang.
Namun,di pantai senja tinggal sejumput sepi
barangkali,
sebab malam tanpamu,gadis kecilku.
Meski keberadaanmu sebenarnya ada dimana aku suka.

Ku dengar irama lagu mengalun,merdu menangiskan senyap
atau hanya luka rinduku saja yang barangkali mengaisi tanda
dimana malam tanpa keberadaanmu.

Gadis kecil,ku sadari diriku hanya dekat dengan bayangmu saja
dan memelukmu sesuka hatiku.
Aku pun tak mengerti sekali pun hanya sepercik arti
mengapa begitu lekat dirimu dihati meski di musim ketiga?

Gadis kecil,siapa namamu?
agar syair ini bisa ku tuliskan judulnya,
dengan namamu.Meski hanya sebatas samar
inisial yang diriku tak rentan untuk lupa.

Dan mungkin,Gadis kecilku
aku akan terbiasa untuk tidur dengan bayangmu
barangkali melalui mimpi-mimpi

Barangkali.


                                                                        Tabir Selatan,19 Oktober 2007

Senin, 18 Juli 2011

Di Wajah Siapa Gadis Kecilku Sembunyi

Sungguh ini telah lalui hari dalam detik,menit bahkan tahun yang tak berhenti
memanjang dan mencari,wajah bagi cinta yang telah abadi,di jiwa dan mimpi-mimpi.

Dan di setiap butiran waktu,sungguh telah bertabur wajah-wajah dalam pesona
yang tak bisa ku jangkau dengan kata-kata.
Tapi,pun sungguh tak ku temukan dikau ada meski sekilas diantara wajah mereka.

     Apa seperti duga ku,
     dikau sembunyi dibalik lipstik yang memabukkan?

Dan pun sungguh,jika hati ini telah jatuh,dan cinta kasih,pun bersemi padamu,
di wajah yang mana dikau telah bersemayam.

     Jauh sebelum engkau,mampu memetik senyum di tangkainya
     Jauh sebelum engkau bisa menabur tawa
     Bahkan,jauh sebelum ku dengar adamu,jauh sebelum engkau dilahirkan.

Lalu,
di wajah siapa dikau ada?
Bukankah dikau,yang dengan senyummu mampu tawarkan luka lara
Bukankah cinta kasihmu tulus tanpa sebentuk apa yang serupa,dan bukankah
dikau yang tak pernah silau akan rupa apalagi harta.

     Apa seperti takdir yang harus ku tanggung jika nyatanya
     Dikau masih damai dalam buaian rahim?

Namun,tak kan lelah aku mencari
      di dada siapa dikau ada.
           Dan tak kan lelah aku menunggu sampai di wajah siapa dikau bersinar
                 Pun tak kan jenuh ku lalui waktu
                 meski dalam beban rindu yang semakin membiru
Meski di dada rahim dikau masih di manja.


Nalo Gedang,17 Juli 2011