mabuk di cekik pahitmu
dalam warna merah
yang
meredam langkahku.
Aku menjadi seperti lari
dalam ketakutanmu.
Irama doa yang pernah kupuja
seakan retak
di cerminmu.
Menjadi seribu khayal
dan memantul dalam setiap retakannya.
Nyala jiwaku,pun telah padam
ditikam
senyummu.
“Mengapa tak kau gantung saja
resahmu dibulan tua
yang sebentar lagi tenggelam?”.
Biar gelapmu menjadi sempurna
dan kita,
akan
sama sama kehilangan,hari.
Sebelum pagi mengantarkannya kembali
untuk kita.
Merangin,13 September 2008