Minggu, 23 Desember 2012

Segelas Malam

Di gelasmu,aku kembali
mabuk di cekik pahitmu
dalam warna merah
                yang meredam langkahku.
Aku menjadi seperti lari
dalam ketakutanmu.

Irama doa yang pernah kupuja
                                seakan retak
di cerminmu.
Menjadi seribu khayal
dan memantul dalam setiap retakannya.

Nyala jiwaku,pun telah padam
                ditikam senyummu.
“Mengapa tak kau gantung saja               
  resahmu dibulan tua
                  yang sebentar lagi tenggelam?”.

Biar gelapmu menjadi sempurna
dan kita,
                akan sama sama kehilangan,hari.
Sebelum pagi mengantarkannya kembali
untuk kita.


Merangin,13 September 2008

Sajak Untuk Siapa


Apa yang kau cari dalam kitab ini
Sunyi..?
Sepi ..?
                Ataukah ilusi..?
ayat-ayat..?
                Ataukah pasal berbulir pasal..?
Tak ada yang tertera ataupun tersisa disini
Lalu,
Apa yang kau cari..?
                Pembenaran,
didalam simpang siurkah..?
Atau,
                Seember mandi wajibkah..?
                Ah..?
Disini batu nisan terpancang.
                Uh..?
                kenapa tak kau buat sendiri saja kitab undang-undangmu..?
Agar kau bebas mennjatuhkan hukuman ditiang dosa..?
mengurung sendiri dijeruji kebodohan sendiri..?
Dan melangkahi jiwa-jiwa yang kau simpan
dibalik celana dalam.

Dan sadarkah aku..?
Jika kita telah mati dipancung waktu.
Tergantung pada tali kolor tak berujung
;Diperut.

Merangin,02 Maret 2008

Sabtu, 08 Desember 2012

Mengapa Masih Ada Ragu

Dikaukah gadis kecilku,,yang selama ini ku nantikan kehadirannya dalam hidupku,yang akan mendampingiku menggapai kebahagiaan dalam mengarungi bahtera kehidupan ini menuju ridho Illahi,semoga panjang penantian ini berakhir dengan hadirnya dirimu dihatiku.
Pintu ombak,setangkai cinta
Sedak rindu menjadi pilu.
Lalu,runtuh jatuh
terdampar diatas pasir.

                "Barangkali menepikan pantai"

Jikalaupun karam,bukankah laut masih tetap biru?
Mungkin,jika jendela karang masih memberi ruang.  
     Di kejauhan bintang masih
     menunjukkan kutub.
     Menandakan arah masih ada.
     Lalu,apalagi?
     yang masih membuatku sangsi
     Jika rasa telah ada,bersemi
                   dan tumbuh disana,
     juga disini,diruang hati bahkan di nadi darahku,
     barangkali.

Disini,deru ragu masih saja menjadi lagu
sumbang dihatiku.

Merangin,Oktober  2007

Kamis, 06 Desember 2012

Pagi di Tepi Waktu



Pagi sebenarnya masih buta,pada warna ataupun rupa
Senyap pun masih tersisa
pada butiran embun,
                yang sesekali terjatuh.
Daun basah,tanah pun juga
sebagian dari sisa gerimis semalam.

Serampah tanya,
                liar mencari jawabnya sendiri
                memenuhi ruang waktu,
dimana sisa hidup bersemayam.
Lalu menginap diruang aorta atau pun dimana ia suka.
Meski terkadang,jika ia sedikit saja berlaku usil
pasti aku akan pusing dibuatnya,
dan tentu saja,ia kan merompak sisa waktuku.

Tak terasa,pagi pun telah benar-benar mekar
aku bisa merasakannya,lewat wangi bunga mawar
yang asyik bersenandung di tepi kolam,disudut taman.

Seling,18 okober 2007

Selasa, 04 Desember 2012

Di Koran Pagi Ini


Ku seduh lukaku untukmu,pagi ini
di seperempat cawan
Selebihnya adalah kopi pahit
                                luka anak negeri.
Terhidang,
dalam satu asupan,berbagi kolom
dengan iklan baris.
Oya,ada juga iklan shampo
juga pelangsing tubuh.

Ku lihat kau tertegun menemukan namaku
dalam bentuk tanpa rupa
menodai iklan cream pemutih wajah para konglomerat.
Barangkali,esok aku akan reinkernasi lagi
dalam senyap dan kegelisahaan
juga mimpi tanpa tepi,apalagi realita
kabur di ruang maya.

                Aku tenggelam,
                                gagap dalam senyap.

Kupetik sehelai rambutku
untuk melanjutkan warna hitam
yang mulai kacau dimakan usia.

Sementara esok,
aku pusing membayang.

Bedeng rejo,september 2007

Minggu, 02 Desember 2012

Gadis Kecil Melepas Sauh

Riam ombakmu menari,tenang dalam senyap subuh yang luruh. Seusai tahajudmu,remang caya purnama lepas dari terali kabut.  Buih keperakkan,berpendaran menyambut jemarimu yang mungil. sejenak,bidukmu merapal bentuk dan kau pun melepas sauhmu,ke jauh.  Lalu,kau pun asyikmenari dalam riam ombak sembari menghala bunga-bunga hingga ke ufuk jauh Dimana matahari terbit esok hari.  Nalo Gedang,09 Mei 2007


Riam ombakmu menari,tenang dalam senyap
subuh yang luruh.
Seusai tahajudmu,remang caya purnama lepas
dari terali kabut.

Buih keperakkan,berpendaran menyambut jemarimu yang mungil.
sejenak,bidukmu merapal bentuk
dan kau pun melepas sauhmu,ke jauh.

Lalu,kau pun asyikmenari dalam riam ombak
sembari menghala bunga-bunga
hingga ke ufuk jauh
Dimana matahari terbit esok hari.

Nalo Gedang,09 Mei 2007