Jumat, 20 Juli 2012

Antara Aku dan Mimpi Sang Musafir


Di balik pintumu,musafir.
Kudapati sketsa mimpimu .Dan dalam mimpimu,
Kudapati diriku terseok dan tertatih.
Dalam tegar harapan dimimpimu,musafir.

Oase yang kau cari,samar dalam penarianku dan seteguk
Dalam mimpimu,terasa nikmat dalam tatapanku.

Anganku,menjulur menuju pintumu
Dimana ia tengah bercerita tentang harapan
                Akan kedamaian dan ketentraman jiwa.
Dalam harmoni harmoni kehidupan,sungguh aku ingin mendekapnya.

Pintu mimpimu,ingin aku kesana menukar oase yang kau cari
 Dengan cerita-ceritamu.Hingga ,meski kering gurunku
Dan biar aku tertatih,tak pernah terbangun.

Cerita mimpimu,oase bagiku.

Banjarnegara,06 Mei 2003

Kamis, 19 Juli 2012

PINTU



Meski ke semua pintu,gurun pun
Yang mungkin.Akan ku ketuk dan kutanya,
Adakah..........................
Dikau disana.
Pintumu,dimanakahdikau kan ku dapati  harapan.

Harapan,akankah hingga nanar mata ini
Dalam wajah yang melembah.
Ataukah saat subuh masih pagi,meski dalam lelah.
Mampukah ku dapati dan ku rengkuh damai dirimu wahai peri harapan
Atau hanya mimpi tanpa arti.

Kutunggu jawabmu,diujung jalan sang musafir.

Banjarnegara,06 Mei 2003

Selasa, 17 Juli 2012

CINTa YANG KAU CARI



Ada,dipelupuk mata,lubuk hati dan si setiap detak jantungmu
Sendiri.

Tak kan pernah kau temui,jika cinta yang kau cari
Kau cari di hati yang lain.Sedang di hatimu,
Kau tak pernah melukisnya.

Lihatlah dalam cinta dan kasihmu
Agar tak lagi buta mata hatimu,
Gadisku.

Banjarnegara,12 Mei 2003

PEREMPUANKU


Tentang mawar,kakek tersenyum
Tatapnya anggun nan ayu,mewangi
Katanya.

Kini,ku dekap dikau
Tinggal duri.

Banjarnegara,04 Juni 2003

Senin, 16 Juli 2012

HANYA MIMPI


Ketika sang waktu meraba malam dengan tangan kegelapan
Tersuruk dikau hampa dalam daya.Hanya jerit,Tangis waktu
Saksi abadi.

Dalam dingin ,ketika sang waktu menjemput pagi
Sebagai akhir yang kau yakini untuk bekukan diri
Dalam dekap misteri.

Mentari sekejap menjemputmu di ujung jalan
Bukankah tragedi,hanya akan menjadi mimpi.

Banjarnegara,2003

Minggu, 15 Juli 2012

PERAWANKU



Buih waktu,mengawan hilang
Tertelan mentah dalam gelegak jantung yang menyisakan ruang,
Disudut hatinya.
Untuk,
Secuil cerita tentang tanya yang selalu di sisakan
Dan waktu yang kian menenggelamkannya.

Ia menari di hening sepi,diraja ilusi yang setiap kali
Dalam kereta mimpi,Ia membayangnya.
Dengan putri lelapnya,setiap kali.
Yang panjang,dijalan tak berujung.Ia meletakkan hayal
Dalam secangkir lamun,setiap kali

Cerita selalu hanya,Jika tentang dimana
Dirimu.

Banjarnegara,21 Juni 2003