Wahai belahan jiwaku......
Semoga cinta selalu bersmayam
didalam dadamu dalam kesuciannya.Dan Alloh SWT senantiasa meridhoi sebagai
anugrah-Nya,bagimu.
Sang bayu yang terdiam dan
berbisikpun tahu,apa yang tengah aku rasakan.Indah taman dunia terasa tak mampu
menandingi betapa indah perasaan yang ada di kedalaman hatiku.Umpama
bunga-bunga yang bermekaran,mentari pagi yang bersinar berpandaran,pun
menyelimutkan kehangatan didada suasana.Kicau burung serasa buluh perindu dalam
menghidangkan kemesraan.Juga denting ranting,seperti berhenti memetik dawai
nyani nan riang.Dan entah sebanyak perumpamaan apalagi,yang pastinya
mendengungkan rasa bahagia yang memenuhi ruang hatiku.
Berjuta perumpamaan sungguh dapat
dimaklumkan,karena irama kasih yang begitu membius.Dan tak jarang malah bisa
mematikan hidup sebelum kematian,menghinakan jiwa dan raga sebelum memindai
kemuliaan yang di impikan.
Sungguh,jika cinta mengetuk
pintumu,singgahlah engkau sejenak dikesendirian malam yang hening.Dikediaman
malam yang sunyi sepi.Dengarkanlah,irama cintamu.Biarkan cintamu sejenak
bercerita tentang apa yang sebenarnya tengah bertahta
disinggasanamu,disanubarimu yang mungkin masih bisa kau rasakan kesucian mata
hatimu,Nuranimu yang masih teguh tahajud dihadapan Rabbmu.Apakah cinta kasih
yang berbunga-bunga tumbuh dan datang dari sana?.
Atau cinta yang kau rasakan
datang dari gejolak jiwamu yang lain,yang tertakdir untuk selalu menistakanmu
sebagai seorang hamba Tuhan.Atau pula datang dari tipu daya syetan dengan tiga
jenisnya?.Datang dari mereka yanh hendak menghidangkan kita pada panasnya bara
jahanam?
Bertanyalah
wahai jiwa-jiwa sang pencinta.
Dan biarkan
kebersihan,ketenangan hatimu yang terdalam menjawabnya.Biarkan ia menberikan
lautan petuah yang amanah.Dari apa yang ia emban,hamparan amanah yang mungkin
telah engkau isolasi dalam gempita duniamu.Atau biarkan saja ia memberikan
kesaksian atas hidupmu,atas cintamu.Biarkan juga ia memberikan dakwaan atau
tuntutan atas apa yang kau perbuat dengan cintamu.Dan mungkin bahkan putusan
dari peradilan yang adil.Atau biarkan ia memberikan tangisnya atas
cintamu,mengadukan kegetiran,keprihatinan dan kekecewaannya,juga asa
sesal;bersalah karena tak bisa menjaga kesucian cinta,karena
ketidakberdayaannya,ketika ia terkunci dalam keterasingan hidup dalam hidupmu.
Duhai
jiwa pencinta
Kuberikan surat cinta ini
padamu,untuk mengajakmu berkelana ke luasnya cinta,memindai cinta yang
suci.Menyelami kedalaman yanga agung,dari samudra cinta yang sebenarnya
anugerah dari Yang Maha Kasih lagi Maha Sayang,Pemilik mutlak cinta sejati.Yang
dengan cinta kasih-Nya,bumi yang indah lagi anggun ini diciptakan.Bukankah kau
terlahir dalam indahmu juga atas keputusan-Nya?
Atau terbang keluasnya cakrawala
angkasa,sampai ke ujung garis bentang keindahan kasih,dimana kau akan
mendapatkan warna lain dari pelangi yang terbiasa kau
lihat.Saksikanlah!,nikmatilah dengan ketentraman jiwamu yang tenang,bening dan
berpendaran laksana embun pagi yang suci di bilas mentari esok hari.Kau akan
terpana dan takjub,jika kau bisa sejenak menikmati perjalanan ini dengan iwa mu
yang senyap.
Kekasihku,jiwa
yang senyap,lagi hening dalam bening.
Demi cinta yang mengalir dari
mata hatiku,ini adalah tentang sebuah pilihan.Apakah kau akan memilih melangkah
bersamaku dengan jiwamu yang senyap.Menuruni kata demi kata yang mengalir dari
kedalaman cintaku.Cinta yang telah membuatku menangis ketika melihatmu menyapa
cintamu,dengan caramu yag sulit bagiku untuk me mengerti dan memahaminya
sebagai cinta.Atau kau memilih tetap berada pada cinta yang dangkal dan tak
bisa dipertanggungjawabkan sebagai cinta karena esensi hewaniah yang menguasai
hati,jiwa dan ragamu?
Jika kau memilih pengembaraan
ini,sebuah pengembaraan yang lain ini,bersamaku.Atau hanya sekedar untuk
mencoba,dengarkanlah!.
“Lanjutkanlah
membaca kalimat-kalimatku ini ketika malam telah menjadi sunyi,biarkan
keheningan malam ikut mensenyapkan jiwamu,agar kau bisa menikmati perjalanan
ini dengan tenang”.
Wahai
kekasihku,jiwa sang pencita
Pandanglah keluar,ketika malam
telah sempurna.Tentu hitam gelap terasa berkuasa,begitu jua kehidupan ini.Dan
di dekatmu,lilinmu terang meliuk-liuk.Seperti itulah padanan antara jiwamu yang
hening,senyap dalam bening dengan kehidupannya.Dan jika engkau melihatnya
sekilas saja,meskipun disana-sini cahaya berkerlipan,engkau akan melihat malam
adalah gelap.Dan tentu akan berbeda,ketika engkau melihatnya lebih dalam
lagi,apalagi sampai ke kedalaman yang sempurna.Tentu dirimu bisa membedakan
antara malam dengan lilin di dekatmu,bukankah nyata perbedaannya?
Seperti racikan antara cinta dan
benci yang tak bisa terbedakan,atau karena salah pemahaman.Banyak di antara
kita mengagungkan cinta yang pada hakikatnya adalah perwujudan kebencian.Lalu
memandang remeh dan membenci apa yang sebenarnya wujud cinta yang hakiki.Terkadang,kita
terlalu niscaya menyatakan gejolak rasa di dalamdada sebagai cinta tanpa
mempertanyakan ke absahannya.Sehingga dalam perwujudannya pun akan terbaca
sebagai bentuk kebencian oleh mereka yang telah menyatu dengan cinta yang
sejati.
Sucikanlah jiwamu,agar kau bisa
melihat sebagaimana sang pencinta sejati melihatnya.Pandanglah cintamu dengan
hatimu yang suci,dengan ketulusan rasa ikhlas yang membiru.Lukislah nafas
cintamu kedalam kanvas kemuliaan,dalam sketsa laku yang bijak.Dan selamilah
kedalam samudra jiwamu pesan rindu yang luhur,agar tercipta kesan kasih yang
abadi.
Wahai
jiwa sang pencinta
Jadilah sutadara atas
cintamu,agar tercipta lakon hidupmu yang bijak lestari,menjadi cermin dari
warna sebuah perjalanan.Yang di dalamnya terdapat lika-liku yang tak
picik,menjadi romansa dalam gita yang hidup,yang bernyawa dan tidak
ngecamprang,berbobot isi yang tak pernah basi,selalu segar dan penuh dengan
berjuta taburan pesona yang “NGGAK ADA MATINYA”.
Cinta yang selalu hidup dengan
gairah suci,yang hanya kenal memberi,dengan keikhlasan yang penuh
ketulusan.Yang akan menuangkan embun kesejukan ke dalam jiwamu.Yang akan
membebaskanmu,membebaskan jiwamu dari belenggu budak nafsu.Yang menyatukan dan
menyembuhkan ketercabikan lukamu hingga tanpa rasa.Hingga yang ada adalah
kebahagiaan,dalam memandang segala bentuk irama warna,menjadi keindahan yang
sempurna dan bermuara pada gema Tasbih untuk memuja Sang Yang Maha Kasih atas
limpahan Kasih-Nya.Yang dengan limpahan kasih-Nya terbentang jagat raya dalam
bentangan keindahan,Juga bertahta di atas hati jiwamu yang bening.
Jika jiwamu menjadi dingin
karena kesunyian sepi,dalam keterasingan kehidupan,Maka bedianglah pada api
harapan yang sebagaimana mentari pagi,yang selalu hadir penuh kepastian,yang hakiki
dan sejati.Dan jika jiwamu menjadi layu karena asa yang penuh kepastian
ini,maka pertanyakanlah kepastian cintamu,kesucian cintamu?
Wahai
Sang Pencinta
Mari sejenak kita menjadi saksi
atas cinta yang tengah menjadi stepa di gurun kehidupan.Cinta yang hanya
mengejar dahaga akan yang lebih,yang tak lain dan tak bukan hanyalah upaya
penghianatan dan penindasan.Sebuah upayanyang hanya berdaya untuk menistakan
cintamu,menjungkir balikkan semuanya.Sampai-sampai, yang ada hanyalah kegetiran
bagi jiwa-jiwa pecinta yang selalu hening,yang menangis,miskin,yang fakir dan
papa setelah dunia yang sudah tiada lagi.
Bertanyalah!,wahai jiwa pencinta
yang hening,dengan pertanyaan yang berniat memindai jawaban yang luhur dan
bijak bestari.Apakah cinta,jika yang di dapat hanyalah dahaga yang tak pernah
mendapati oase setegukpun.Yang selalu menempatkanmu di jalan yang
menyesatkan,ketika hatimu selalu menuntut untuk dahaga bagi kepuasan nafsumu
saja,yang selalu menuntut kekasihmu untuk menjadi pemuas dahagamu.
Apakah cinta,jika kekasihmu
datang dengan dahaganya,lalu kau pun seduh dan tangkan air pada cawan cumbu
rayu dan lalu berkubang di gelas nista?
Apakah cinta,jika yang kau tuang
adalah tuba,lalu kau sebut madu dan kau hidangkan dalam pesta nafsu bersama
kekasihmu.Apakah mabukmu yang demikian itu cinta?
Apakah cinta,yang takkuas
menanti,yang tak sabar menunggu waktu datang bagimu?
Apakah cinta,yang datang dari
pandangan lalu meresap ke hati,lalu berpegangan tangan kecup kening,cium pipi
dan bibir,lalu saling peluk?sementara ikatan janji belum didepan walimu,belum
ada dua orang saksi yang adil.
Disini,siapa pun mengakui
keindahannya,lalu lupa diri dan naif mengartikan cinta.Sering kali,Cinta yang
berawal suci malah menjadi nista dan ternodai nafsu birahi pada perjalannanya.
Duhai
Sang Pencinta
Janganlah yang demikian kau
sebut sebagai cinta,apalagi cinta sucimu.Karena kau akan di dera derita,derita
jiwa karena dahaga yang tak terobati.Jiwamu tak kan menemukan oase dan akan
kehausan sepanjang masa,sepanjang nafasmu.Dan sungguh,tiadalah derita yang bisa
melampaui bagaimana deritanya kehausan,kehausan meski kau ada di tengah-tengah
telaga biru,meskipun airnya semanis madu,meskipun airnya bening,sebening
embun.Dan meskipun sucinya seperti bunga-bunga salju.
Lalu seperti apakah gerangan
cinta suci,yang sejati,yang merupakan anugrah Illahi,cinta yang selalu terjaga?
Lihatlah mawar,Ia indah dijaga
duri-duri yang tajam.Atau lihatlah teratai ketika ia berada di tengah tengah
birunya telaga,yang jika kau ingin memetiknya di perlukan
pengorbanan,diperlukan kehati-hatian dan pengetahuan.
Atau lihatlah mutiara,yang di
dalamnya memendam aura kecantikan yang luar biasa,yang keindahannya begitu
memukau.Namun,untuk mendapatkannya harus membayar dengan harga yang
mahal.Semahal pengorbanan yang di perlukan untuk mengambilnya dari dasar lautan,setinggi
pengetahuan dan keahlian serta secermat kehati-hatian untuk mendapatkannya dari
dasar samudra.Begitulah cinta sejati,di perlukan pengorbanan dan harga yang
mahal,diperlukan kehati-hatian untuk menjaganya.Bukanlah cinta,jika ia semudah
dan semurah bunga pacar,yang meski begitu untuk tumbuh,namun sebegitu mudahnya
untuk layu.
...............................(Bersambung)